Rabu, 11 November 2009

Bekerja Menurut Islam

Situasi kerja saat ini sudah sedemikian tinggi tingkat tekanannya, khususnya yang bekerja di perusahaan. Tingkat persaingan yang dihadapi perusahaan beserta berbagai kendala yang muncul telah memaksa perusahaan melakukan berbagai pembenahan di sisi efisiensi dan efektifitas operasional agar survival. Yang terjadi pada karyawan, jika tidak di PHK maka mendapat tumpukan beban kerja tambahan karena produktifitas harus meningkat.

Kondisi seperti di atas merupakan hal yang wajar bila diimbangi dengan tingkat kesejahteraan yang kian membaik. Artinya semua pihak berpacu bersama meningkatkan kinerja dalam kepentingan yang sama untuk memajukan perusahaan. Bahkan bukan hanya yang di perusahaan saja, yang di instansi pemerintah pun harus terus meningkatkan produktifitasnya seiring membaiknya kesejahteraan karyawan. Saya memilih berpikir positif saja bahwa saat ini seluruh komponen bangsa, termasuk di dalamnya para karyawan/pekerja, sedang berpacu untuk menjawab tantangan yang datang demi kemajuan bangsa

Besarnya tantangan yang dihadapi serta hasil yang kadang belum sesuai harapan seringkali menimbulkan penurunan semangat kerja dan demotivasi. Diperlukan lebih dari sekedar motif keduniawian untuk dapat membangkitkannya. Dalam konteks itulah, kali ini saya mencoba mengangkat topik bekerja dalam perspektif Islam, sesuai pemahaman saya sebagai muslim.

Mungkin karena sewaktu mengikuti tausiah sering mendengar peringatan dari penceramah agar ingat akhirat, jangan hanya memikirkan dunia, seorang teman saya yang rajin sholat 5 waktu tampak salah memahaminya. Perilakunya kurang disiplin dalam bekerja. Kalau dikomentari, jawabannya adalah bahwa bekerja ini hanya urusan dunia, tak perlu harus disiplin banget. Kalau diingatkan tentang kualitas kerjanya yang buruk, kembali dia menjawab bahwa jangan terlalu risau dan serius dalam urusan dunia, lebih baik berkonsentrasi untuk kehidupan akhirat nanti. We.lah, jadi bingung saya ! Padahal dia terima gaji bulanan seperti karyawan lainnya.

Untuk saya, saat saya diingatkan agar ingat akhirat, maka yang saya lakukan adalah ingat dunia. Lho ? Pembaca bingung juga ya ? Jangan bingung ¡ Kalau saya lalu justru jadi ingat dunia karena saat ini saya memang sedang hidup di dunia, dan apa pun yang akan saya lakukan hanya bisa dilakukan selama saya di dunia. Makanya saya fokus mengurusi urusan saya di dunia ini. Seperti misalnya, bagaimana saya harus taat menjalani ibadah kepada Allah,
bagaimana saya harus berbakti kepada orang tua, bagaimana saya harus menjaga perilaku yang baik terhadap sesama, bagaimana saya harus bekerja keras secara disiplin dan profesional serta terus berupaya lebih baik dari waktu ke waktu, dan sebagainya. Semua itu adalah tugas saya di dunia dan saya lakukan selama saya masih ada di dunia.

Saya tidak ingin salah dalam memahami, yang akhirnya saya terjebak untuk mengabaikan urusan dunia. Saya juga khawatir jika tanpa sadar saya berupaya menutupi kemalasan saya, melarikan diri dari tantangan dunia, dengan berkedok lebih peduli akhirat. Benar bahwa yang kita lakukan di dunia ini adalah bekal untuk diakhirat kelak. Dan yang harus diperhatikan tentu adalah bekalnya, bukan akhiratnya. Akhiratnya urusan Allah, sedang bekalnya ya kita yang harus bekerja keras menyiapkannya. Di dunia ini.

Saat ini kondisi pekerjaan sudah semakin berat dan menyita banyak waktu. Amat disayangkan bila motifnya hanya materi. Lalu waktu untuk ibadah disisakan berapa ? Beruntung bahwa Islam menyatakan bahwa bekerja adalah bagian dari ibadah. Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi tentunya.
Tatacaranya ? Berikut blog yang membahas seputar hal tersebut.

http://mredogawa.multiply.com/journal/item/1
Mengusung judul Bekerja Dalam Islam, materi tausiah yang disampaikan penulis di kantornya saat mendapat giliran tugas berceramah. Disini disampaikan bagaimana Islam mensyariahkan kita untuk Menjaga Amanah, Disiplin serta Profesional dalam Bekerja.

http://www.waspada.co.id/index2.php?option=com_content&do_pdf =1&id=23740
Mengusung judul yang sama, yaitu Bekerja Dalam Islam, tulisan Dosen Hukum Bisnis Fak. Syariah IAIN Sumatera Utara & Graha Kirana ini membahas tentang Hukum Ketenagakerjaan dan Motivasi Kerja.

http://www.bismillahslamet.com/2009/10/kerja-keras-adalah-energi- kita-kerja.html
Dengan judul Kerja Keras Menurut Pandangan Islam, disini penulis menjawab pertanyaan di atas mengenai syarat agar kerja kita bisa dianggap ibadah.

http://agustianto.niriah.com/2008/04/04/pandangan-islam-tentang- kerja-dan-produktifitas/
Sesuai judulnya, disini diangkat issue tentang kerja dan produktifitas. Juga da ulasan tentang monastisisme dan asketisisme. Monastisisme adalah pandangan atau sikap hidup menyendiri di suatu tempat dengan menjauhkan diri dari kehidupan masyarakat. Sedangkan asketisme adalah pandangan atau sikap hidup keagamaan yang menganggap pantang segala kenikmatan dunia atau dengan penyiksaan diri dalam rangka beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan

http://sister.imsa.us/index.php?view=article&catid=58&id=692%3A tuntunan-syariat-islam-dalam-berusahabekerja&option=com_content &Itemid=101
Aswita Taizir dalam Tuntunan Syari'at Islam Dalam Berusaha/Bekerja melengkapi isi blog sebelumnya yang menjelaskan tentang syarat kerja yang termasuk ibadah. Tulisan diawali dengan beberapa konsep tentang ibadah.

http://zizima.wordpress.com/2009/04/02/bekerja-dalam-islam/
Berbeda dalam pendekatan, ulasan tentang bekerja dalam Islam dimulai dengan pertanyaan Kenapa kita bekerja ? Disini juga disampaikan betapa bekerja bisa menghapus dosa.

http://aguslestari.blogdetik.com/2008/06/02/islam-dan-motivasi- kerja-bagian-2/
Sekali lagi menyangkut motivasi kerja dibahas secara lebih lengkap. Ada uraian motivasi berdasarkan klasifikasi motivasi psikologi, motivasi penguasaan, dan motivasi bekerja. Juga dibahas tentang hubungan vertikal dan horisontal.

http://ujid.tripod.com/islam/kerja8806.html
Sekali lagi masalah konsep kerja menurut pandangan Islam diangkat secara rinci oleh Hj. Ahmad bin Hj. Awang, dari Institut Dakwah Dan Latihan Islam, BAHEIS

http://smk-ishlahiyah.sch.id/2009/05/22/profesionalisme-menurut- pandangan-islam/
Tulisan di blog ini meskipun singkat, didalamnya ada uraian tentang bagaimana profesional menurut Islam.

http://www.uin-malang.ac.id/index.php?option=com_content&view= article&id=756:13-03-2009&catid=25:artikel-rektor
Tulisan disini menggambarkan dengan cukup lengkap bagaimana budaya kerja Islami diterapkan di UIN Malang

http://almakmun.com/?p=39
Dengan judul Bekerja Perspektif Islam, Almakmun membuat uraian cukup rinci tentang bekerja dan etos kerja, dimulai dengan pengertian tentang kerja.
Selanjutnya artikel seputar tentang etos kerja islami ditulis dalam beberapa blog berikut :

http://beranda.blogsome.com/2006/04/24/etos-kerja-dalam-islam/
http://beranda.blogsome.com/2006/05/30/ibadah-dan-kedisiplinan/
http://www.pusdai.com/index.php/artikel-islam/34-artikel/254-etos- kerja-islami.html
http://citutrg.blogspot.com/2007/12/etika-kerja-dalam-islam.html
http://www.muslimdiary.com/articles.php?article_id=528
http://www.kudusterkini.com/Kolom/etoskerja.html
http://blog.harian-aceh.com/pelecehan-etos-kerja-dan-intelektualitas.jsp

Tulisan agak berbeda ada di blog ini, yaitu membahas masalah wanita yang bekerja
http://jumiartiagus.multiply.com/journal/item/137
http://www.alifmagz.com/wp/2008/10/24/ibu-bekerja-antara-karir- keluarga-dan-diri-sendiri/
.
http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRadio/perspektif/2007/ 05mei/kaum_buruh.htm
Apa yang ditulis di blog ini saya jadikan akhir ulasan, memberikan gambaran secara umum mengenai kaum buruh di berbagai belahan dunia dengan beragam sistem, serta bagaimana perbandingannya dengan sistem di dunia Islam..

Demikian sedikit hasil keliling blog. Selamat mendalami.


0 Comments:

Posting Komentar

Komentar Anda, Harapan Saya

blogger templates | Make Money Online