Gara-gara kasus bank Century demikian kerap muncul di teve, obrolan santai di keluarga saya jadi agak berubah. Hal-hal yang sebelumnya tidak pernah muncul di pembicaraan, sekarang mencuat. Setiap anggota keluarga merasa perlu mempertanyakannya.
Yang saya suka, obrolan kami tentang bank Century tidak pada gonjang-ganjing kasusnya yang memunculkan sedemikian banyak perdebatan (memang saya hindari). Tidak juga membicarakan indivisu-individu yang terlibat di dalamnya. Yang muncul adalah keingintahuan tentang perbankan. Akhirnya. masalah perbankan yang selama ini tidak pernah kami bicarakan, sekarang jadi menarik perhatian untuk bahan perbincangan.
Anak bungsu saya yang kelas satu smp menjadi tertarik untuk mengetahui aliran uang yang dia tabung. Uangnya disimpan dimana sih ? Kok bisa mengambil di atm dimana mana yang jauh dari bank ? Oleh bank uangnya disimpan saja atau dipakai dulu ? Saya berusaha menjelaskan secara sederhana sesuai tingkat usianya. Kadang kakaknya yang menjelaskan bila saya tidak siap. Terlihat pemahamannya ada peningkatan.
Anak kedua saya yang duduk di kelas satu sma punya pertanyaan lain lagi. Ia lebih tertarik kepada asal-usul bunga yang dibayarkan oleh bank kepada penabung. Dia juga menanyakan mengapa banyak orang senang meminjam uang di bank, mengapa banyak pengusaha yang kaya-kaya banyak hutangnya di bank. Pertanyaan-pertanyaan ini membuka peluang saya untuk menyampaikan konsep hutang dalam usaha. Biasanya, mana tertarik dia dengan urusan demikian.
Kalau si sulung, yang hanya seminggu sekali pulang karena kuliah di kota lain, lebih banyak membahas tentang kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyelewengan, aturan dan kebijakan, dan hal-hal yang bersifat prosedural. Karena kami sekeluarga tidak ada yang punya basic ilmu perbankan, ya biasanya cuma bisa mengira-ira atau melakukan analisa ringan saja tentang kemungkinannya. Tapi selalu kami hindari untuk membicarakan kasus yang tengah terjadi. Karena kami memang tidak punya kemampuan tentang itu.
Karena keingintahuan anak-anak saya ini bersifat positif, saya berusaha mencari referensi seputar bank lewat berbagai media. Anak-anak saya bisa terjawab pertanyaannya, saya pun jadi ikut belajar. Makanya wajar kan kalau di judul saya mengucapkan terima kasih kepada bank Century. Bukan kepada banknya, tapi kepada pemberitaan kasusnya yang mendorong pembelajaran tentang perbankan di keluarga saya.
Ada satu yang tertinggal, yaitu komentar istri saya. Lha, kalau istri saya lain lagi. Komentarnya biasanya begini : kok ada ya orang punya uang segitu banyaknya ? Buat apa saja ya uang sebanyak itu ? (he...he...he...). Nah, kalau topiknya sudah bergeser kesini, biasanya saya akan berusaha mengalihkan topik pembicaraan. Karena sudah pasti anak-anak juga mulai terpengaruh.
Ada yang menagih janji karena belum dibelikan alat sekolahnya, ada yang lapor rencana akan berwisata bersama teman sekelas, dan lain sebagainya. Ujung-ujungnya minta disediakan uang. Kalau sudah begini topik bank Century sudah tidak menarik lagi. Maka segera saya tutup diskusinya. Seperti juga saya akhiri saja artikel ini.
Pis...ah
Cara Mendidik Anak : Suatu Diskusi Kecil.
14 tahun yang lalu
0 Comments:
Post a Comment